SAKIT ANEH SANG BAGINDA
1.
Baginda Raja
2.
Abunawas
3.
Permaisuri
4.
Dayang
5.
Tabib
6.
Prajurit I
7.
Prajurit II
Narator : Di sebuah
negeri timur tengah, berdirilah sebuah kerajaan yang sangat besar dan megah.
Tanahnya subur dan berlimpah ruah hasilnya, membuat rakyatnya hidup rukun dan
sejahtera. Apalagi kerjaan itu dipimpin oleh seorang raja yang tampan dan gagah
berani, membuat negeri itu aman dan damai. Saksikanlah!!!
Adegan I
Baginda : (Sambil meletakan sendoknya dalam piring Ialu
menarik nafas panjang dalam-dalam
dengan tatapan matanya yang sayup
memperhatikan hidangan yang disiapkan).
“Permaisuriku…?”
Permaisuri : ”Ada
apa bagindaku…?”
Baginda :
“Begini permaisuriku, perutku terasa kering dan mual-mual, rasanya mau muntah
sehingga selera makanku menjadi hilang.”
Permaisuri : “Ma’af
bagindaku, mungkin masakannya kurang enak ya?”
Baginda :
“Tidak permaisuriku, makananya sudah enak sekali.”
Pemaisuri : (Permaisuri tidak putus asa, lau memanggil
dayangnya). “Dayang-dayang, kemarilah..!!
Dayang :
(Dengan tergesa-gesa sambil membungkukkan
badan).
“permaisuri
memanggil hamba….?”
Pemaisuri :
“Ambilkan masakan jamur untuk baginda!”
Dayang :
“ Baiklah, hamba segera melaksanakan tittah paduka.” (sambil memebawa makanan),
“ini makanan untuk paduka, permaisuri..”
Permaisuri :
“Kembalilah danyangku…”
“Paduka, cobalah makan ini, mungkin bisa mengembalikan selera
makan baginda..”
Baginda :(Mengambil satu sendok nasi lalu
mencicipinya…..kemudian)
”kuak…kuak…kuak.” (sampai
muntah)
Permaisuri : (Dengan tergesa-gesa).
“dayang…..dayang…tolong panggilkan tabib kerajaan..!!”
Dayang :
“Iya permaisuri..”
(dengan tergesa-gesa dayang
keluar dari ruangan itu dan memanggil tabib. Kemudian
dalam waktu yang singkat, dayang
kembali dengan seorang tabib kerajaan).
Tabib : “ Ampun permaisuri, adakah
yang bisa hambah perbuat….?”
Permaisuri : “Begini
tabib, hampir sebulan ini selera makan baginda terganggu.”
Tabit :
“Hamba mohon ampun baginda, ijinkan hamba memeriksa keadaan baginda.
(tabib mendekati baginda dan
langsung memeriksanya).
Permaisuri :
“Bagaimana keadaannya….tabib….?”
Tabib :
“Mohon ampun paduka, hamba tidak dapat menemukan penyakit dalam diri baginda,
sekali lagi ma’af permaisuri.”
Permaisuri : (Menggeleng-gelengkan kepalanya),
“bagaimana ini tabib, apakah tidak ada jalan lain
lagi untuk mengetahui penyakit baginda raja….?”
Tabib :
“Mohon ampun permaisuri, hamba sarankan kalau bisa memanggil abunawas yang
mungkin bisa menyembuhkan penyakit baginda raja.”
Narator : Pergilah
tabib menemui abunawas dan berceritalah mereka tentang penyakit aneh sang
baginda raja. Apakah baginda raja dapat disembuhkan…? Apakah abunawas mampu
melakukan yang terbaik untuk baginda raja? Saksikan!!!
Adegan II
Tabib : “
Abunawas” (sambil menundukkan kepala).
“salam sejahtera baginda raja”
Baginda : “Apakah
kamu yang bernama abunawas….?”
Abunawas : “Mohon
ampun baginda, hamba yang bernama abunawas”
Baginda : “Apakah
kamu bisa mengobati penyakitku ini….?”
Abunawas : “Ampun
baginda raja, hamba sudah mendengar semua dari tabib kerajaan tentang
apa yang paduka derita.”
Baginda : “Menurutmu,
adakah obat yang bisa menyembuhkan penyakitku ini….?”
Abunawas : “Ada
paduka yang mulia.”
Baginda : (Sambil berdiri dengan wajah yang berseri-seri).
“Obat apakah itu abunawas….?”
Abunawas : “Hamba
punya saran, di hutan ada kijang berbulu putih yang dagingnya sangat lezat.”
Baginda : “Lalu….?”
Abunawas : “Syaratnya….
Baginda harus menangkap sendiri kijang berbuluh putih itu, apakah
baginda sanggup….?”
Baginda : “Baiklah
abunawas, Saya sanggup dan besok pagi kita berangkat.” (tanpa ragu-ragu).
Narator : Kemudian
pulanglah abunawas ke rumahnya yang letaknya tidak jauh dari singgasana.
Abunawas pulang untuk mempersiapkan senua perlengkapan yang akan
di bawah. Hari yang ditunggu-tunggu telah tiba. Baginda, abunawas dan prajurit
kerajaan sudah siap di depan singgasana untuk melakukan perjalanan. Mari…..!
kita saksikan adegan berikut ini…..!!!
Adegan III
Baginda :
“Abunawas, apakah semua perlengkapan sudah disiapkan?”
Abunawas : “Bagaimana
prajurit, apakah perlengkapan dari singgasana sudah disiapkan?”
Prajurit 1 & 2 :
“Ampun baginda semuanya sudah siap.”
Baginda : “Kita
berangkat sekarang.”
Narator : Rombongan
paduka berangkat dengan membawa perlengkapan berburu, tetapi abunawas sengaja
membawa nasih putih, air putih, garam, dan asam. Perjalanan cukup panjang dan
melelahkan, namun, untuk mencapai tujuan, mereka pun dengan bersemangat
melanjutkan perjalanannya. Maka tibalah mereka di tengah-tengah hutan.
Saksikan…!!!
Adegan IV
Baginda :
“Abunawas, selama perjalanan sampai di tengah hutan ini, tidak satupun binatang
yang kita temukan.”
Abunawas : “Memang
betul paduka yang mulia, di sini ada semak-semak berduri.”
Baginda : “Kalau
disini hanya semak-semak erduri, lalu dimana kijang berbulu putih itu….?”
Abunawas : (Diam sejenak sambil tersenyum).
“Begini baginda raja, konon kabar kijang berbulu putih itu muncul
secara tiba-tiba.”
Baginda : (Sambil mengusap keringat dan menghela napas
panjang).
“Oh… begitu ya abunawas?
Abunawas : “Ya
baginda raja. Kalau begitu, kita istirahat dulu sambil mencari sumber air.”
Baginda :
“Baiklah abunawas”
Prajurit 1 : “Mohon
ampun paduka, tidak jauh dari sini ada sumber mata air.”
Prajurit 2 :
“Benar paduka, di sebelah sana ada sumber mata air.”
Abunawas : “Oh…benar
paduka. Lebih baik kita segera ke sana.”
Narrator : Lalu
dengan langkah pasti, paduka bersama abunawas, dan prajurit-prajuritnya
bergegas menuju sumber mata air dan tidak lama kemudian mereka tiba di sumber
mata air tersebut. Saksikan….!!!
Adegan V
Baginda : (Menghela napas panjang).
“oh….indah sekali abunawas keadaan alam ini, airnya sangat jernih
yang membuatku
tidak tahan lagi untuk meminumnya. Dengan air ini, benar-benar
menghilangkan
dahagaku.”
Abunawas : “Betul
paduka, air sangat jernih.”
Prajurit 1 & 2 : “Silakan
paduka beristirahat disini..”
Baginda :
“Terimah kasih prajuritku.” (berjalan menuju
tempat istirahat)
Abunawas : “Ampun
baginda, ijinkan hamba untuk mencari ikan di muara itu.
(sambil menuju ke arah muara
yang tidak jauh dari peristirahatan mereka).”
Baginda :
“Oh…silakan abunawas, kebetulan perutku sudah lapar.”
Abunawas : “mohon
ampun baginda, hamba dan prajurit segera mencari ikan di sana.”
Narrator : Lalu
abunawas bersama prajurit menuju ke muara. Saksikan apakah mereka benar-benar
menemukan ikan di muara….?
Adegan VI
Prajurit 2 :
“Abunawas, lihatlah ternyata di muara ini banyak sekali ikannya dan sungguh
menakjubkan.”
Abunawas :
“Oh….betul sekali prajurit. jika kita bisa menangkapnya maka kita akan
menikmatinya
sampai puas.”
(sambil menancapkan sebilah
bambu yang sudah diruncing ke arah ikan-ikan di muara).
Narrator :
Berkali-kali abunawas menancapkan bambu ke arah ikan, sehingga ia mendapat
beberapa ikan yang sangat besar. Lalu abunawas bersama prajurit bergegas menuju
ke tempat baginda beristirahat, sambil membawa ikan hasil tangkapan mereka.
Prajurit 1 :
“Mohon ampun baginda, abunawas dan prajurit sudah datang dan membawa
beberapa ikan hasil tangkapan.”
Baginda :
“Oh…ikannya besar sekali, rupanya mereka pandai menangkap ikan.”
Abunawas dan prajurit 2 : (dengan
wajah tersenyum, tibalah mereka di tempat peristirahatan baginda)
Abunawas : “Mohon
ampun baginda raja, inilah ikan tangkapan kami.”
Baginda :
“kalau begitu bakarlah ikan-ikan itu.”
Abunawas : (sambil tersenyum) “Baiklah baginda,
hamba akan melaksanakan perintah.”
Narator :
Bergegaslah abunawas membakar ikan hasil tangkapan mereka dengan hati gembira,
abunawas mengkipas bara api sehingga aroma ikan-ikan itu tercium hidung baginda
raja. Setelah ikan-ikan itu matang, abunawas membuka bungkusan bekal yang
dibawanya. Saksikan…..!!!
Adegan VII
Abunawas : (Sambil menyungguhkan ikan baker yang lezat
itu kehadapan baginda raja).
“silakan paduka menikmati ikan-ikan bakar ini.”
Baginda :
“Terimah kasih abunawas.”
Narator : Ternyata
baginda raja sangat menikmati masakan-masakan yang sudah disiapkan abunawas
bersama prajuritnya. Saksikan…..!!!
Adegan
VIII
Baginda :
“Abunawas, ikannya enak sekali, sepertinya makanan ini akan Saya habiskan.”
Abunawas : “Baginda,
apakah dengan makanan ini selera makan baginda sudah pulih kembali?”
Baginda : “Ya,
rasanya selera makanku sudah pulih. Kalau begitu lanjutkan perjalanan mencari
kijang berbulu putih itu.”
Abunawas : “Ampun
baginda raja, sebenarnya kijang berbulu putih itu tidak ada.”
Baginda :
“lalu, bagaimana kita harus mendapatkan obat untuk penyakitku ini?”
Abunawas : “Mohon
ampun baginda, baginda tidak perlu mencari obat lagi, karena selera makan
baginda sudah pulih kembali.”
Baginda :
“Kamu benar abunawas, penyakit anehku sudah sembuh. Bagaimana ini bisa
terjadi?”
Abunawas : “Menurut
hamba, sebenarnya baginda tidak menderita penyakit apapun karena
selama ini ketika makan, perut baginda belum terasa lapar apa lagi
baginda tidak banyak
bergerak.”
Baginda : “Kamu
benar-benar cerdik abunawas, kalau begitu lain waktu kita berburu lagi.”
Abunawas : (Sambil tertawa terbahak-bahak)
“ha…..ha….ha……ha…….”
Narator :
Demikianlah kisah cerita ABUNAWAS “SAKIT ANEH SANG BAGINDA” yang membuat kita
semakin penasaran untuk mencari tahu apakah kijang putih itu benar-benar ada?
sebagai akhir kata, Saya ingin menyampaikan mohon ma’af dari hati yang paling
dalam bila ada kata-kata dan kalimat yang kurang menyenang di hati para
pembaca.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar