Powered By Blogger

Rabu, 29 Mei 2013

ABUNAWAS (SAKIT ANEH SANG BAGINDA)


SAKIT ANEH SANG BAGINDA

1.       Baginda Raja
2.       Abunawas
3.       Permaisuri
4.       Dayang
5.       Tabib
6.       Prajurit I
7.       Prajurit II

Narator : Di sebuah negeri timur tengah, berdirilah sebuah kerajaan yang sangat besar dan megah. Tanahnya subur dan berlimpah ruah hasilnya, membuat rakyatnya hidup rukun dan sejahtera. Apalagi kerjaan itu dipimpin oleh seorang raja yang tampan dan gagah berani, membuat negeri itu aman dan damai. Saksikanlah!!!

Adegan I

Baginda                : (Sambil meletakan sendoknya dalam piring Ialu menarik nafas panjang dalam-dalam
dengan tatapan matanya yang sayup memperhatikan hidangan yang disiapkan).
“Permaisuriku…?”

Permaisuri          : ”Ada apa bagindaku…?”

Baginda                : “Begini permaisuriku, perutku terasa kering dan mual-mual, rasanya mau muntah
sehingga selera makanku menjadi hilang.”

Permaisuri          : “Ma’af bagindaku, mungkin masakannya kurang enak ya?”

Baginda                : “Tidak permaisuriku, makananya sudah enak sekali.”

Pemaisuri    : (Permaisuri tidak putus asa, lau memanggil dayangnya). “Dayang-dayang, kemarilah..!!

Dayang              : (Dengan tergesa-gesa sambil membungkukkan badan).
“permaisuri memanggil hamba….?”

Pemaisuri            : “Ambilkan masakan jamur untuk baginda!”

Dayang                                 : “ Baiklah, hamba segera melaksanakan tittah paduka.” (sambil memebawa makanan),
“ini makanan untuk paduka, permaisuri..”

Permaisuri          : “Kembalilah danyangku…”
“Paduka, cobalah makan ini, mungkin bisa mengembalikan selera makan baginda..”

Baginda                :(Mengambil satu sendok nasi lalu mencicipinya…..kemudian)
”kuak…kuak…kuak.” (sampai muntah)

Permaisuri          : (Dengan tergesa-gesa). “dayang…..dayang…tolong panggilkan tabib kerajaan..!!”

Dayang                                 : “Iya permaisuri..”
(dengan tergesa-gesa dayang keluar dari ruangan itu dan memanggil tabib. Kemudian
dalam waktu yang singkat, dayang kembali dengan seorang tabib kerajaan).

Tabib                     : “ Ampun permaisuri, adakah yang bisa hambah perbuat….?”

Permaisuri          : “Begini tabib, hampir sebulan ini selera makan baginda terganggu.”

Tabit                      : “Hamba mohon ampun baginda, ijinkan hamba memeriksa keadaan baginda.
(tabib mendekati baginda dan langsung memeriksanya).

Permaisuri          : “Bagaimana keadaannya….tabib….?”

Tabib                     : “Mohon ampun paduka, hamba tidak dapat menemukan penyakit dalam diri baginda,
sekali lagi ma’af permaisuri.”

Permaisuri          : (Menggeleng-gelengkan kepalanya), “bagaimana ini tabib, apakah tidak ada jalan lain
lagi untuk mengetahui penyakit baginda raja….?”

Tabib                     : “Mohon ampun permaisuri, hamba sarankan kalau bisa memanggil abunawas yang
mungkin bisa menyembuhkan penyakit baginda raja.”

Narator                : Pergilah tabib menemui abunawas dan berceritalah mereka tentang penyakit aneh sang baginda raja. Apakah baginda raja dapat disembuhkan…? Apakah abunawas mampu melakukan yang terbaik untuk baginda raja? Saksikan!!!

Adegan II

Tabib                     : “ Abunawas” (sambil menundukkan kepala). “salam sejahtera baginda raja”

Baginda                : “Apakah kamu yang bernama abunawas….?”

Abunawas           : “Mohon ampun baginda, hamba yang bernama abunawas”

Baginda                : “Apakah kamu bisa mengobati penyakitku ini….?”

Abunawas           : “Ampun baginda raja, hamba sudah mendengar semua dari tabib kerajaan tentang
apa yang paduka derita.”

Baginda                : “Menurutmu, adakah obat yang bisa menyembuhkan penyakitku ini….?”

Abunawas           : “Ada paduka yang mulia.”

Baginda                : (Sambil berdiri dengan wajah yang berseri-seri).
“Obat apakah itu abunawas….?”

Abunawas           : “Hamba punya saran, di hutan ada kijang berbulu putih yang dagingnya sangat lezat.”

Baginda                : “Lalu….?”

Abunawas           : “Syaratnya…. Baginda harus menangkap sendiri kijang berbuluh putih itu, apakah
baginda sanggup….?”

Baginda                : “Baiklah abunawas, Saya sanggup dan besok pagi kita berangkat.” (tanpa ragu-ragu).

Narator                : Kemudian pulanglah abunawas ke rumahnya yang letaknya tidak jauh dari singgasana.
Abunawas pulang untuk mempersiapkan senua perlengkapan yang akan di bawah. Hari yang ditunggu-tunggu telah tiba. Baginda, abunawas dan prajurit kerajaan sudah siap di depan singgasana untuk melakukan perjalanan. Mari…..! kita saksikan adegan berikut ini…..!!!

Adegan III

Baginda                : “Abunawas, apakah semua perlengkapan sudah disiapkan?”

Abunawas           : “Bagaimana prajurit, apakah perlengkapan dari singgasana sudah disiapkan?”

Prajurit 1 & 2      : “Ampun baginda semuanya sudah siap.”

Baginda                : “Kita berangkat sekarang.”

Narator                : Rombongan paduka berangkat dengan membawa perlengkapan berburu, tetapi abunawas sengaja membawa nasih putih, air putih, garam, dan asam. Perjalanan cukup panjang dan melelahkan, namun, untuk mencapai tujuan, mereka pun dengan bersemangat melanjutkan perjalanannya. Maka tibalah mereka di tengah-tengah hutan. Saksikan…!!!

Adegan IV

Baginda                : “Abunawas, selama perjalanan sampai di tengah hutan ini, tidak satupun binatang
yang kita temukan.”

Abunawas           : “Memang betul paduka yang mulia, di sini ada semak-semak berduri.”

Baginda                : “Kalau disini hanya semak-semak erduri, lalu dimana kijang berbulu putih itu….?”

Abunawas           : (Diam sejenak sambil tersenyum).
“Begini baginda raja, konon kabar kijang berbulu putih itu muncul secara tiba-tiba.”

Baginda                : (Sambil mengusap keringat dan menghela napas panjang).
“Oh… begitu ya abunawas?

Abunawas           : “Ya baginda raja. Kalau begitu, kita istirahat dulu sambil mencari sumber air.”

Baginda                : “Baiklah abunawas”

Prajurit 1              : “Mohon ampun paduka, tidak jauh dari sini ada sumber mata air.”

Prajurit 2              : “Benar paduka, di sebelah sana ada sumber mata air.”

Abunawas           : “Oh…benar paduka. Lebih baik kita segera ke sana.”

Narrator               : Lalu dengan langkah pasti, paduka bersama abunawas, dan prajurit-prajuritnya bergegas menuju sumber mata air dan tidak lama kemudian mereka tiba di sumber mata air tersebut. Saksikan….!!!

Adegan V

Baginda                : (Menghela napas panjang).
“oh….indah sekali abunawas keadaan alam ini, airnya sangat jernih yang membuatku
tidak tahan lagi untuk meminumnya. Dengan air ini, benar-benar menghilangkan
dahagaku.”

Abunawas           : “Betul paduka, air sangat jernih.”
Prajurit 1 & 2      : “Silakan paduka beristirahat disini..”

Baginda                : “Terimah kasih prajuritku.” (berjalan menuju tempat istirahat)

Abunawas           : “Ampun baginda, ijinkan hamba untuk mencari ikan di muara itu.
(sambil menuju ke arah muara yang tidak jauh dari peristirahatan mereka).”

Baginda                : “Oh…silakan abunawas, kebetulan perutku sudah lapar.”

Abunawas           : “mohon ampun baginda, hamba dan prajurit segera mencari ikan di sana.”

Narrator               : Lalu abunawas bersama prajurit menuju ke muara. Saksikan apakah mereka benar-benar menemukan ikan di muara….?

Adegan VI

Prajurit 2              : “Abunawas, lihatlah ternyata di muara ini banyak sekali ikannya dan sungguh menakjubkan.”

Abunawas           : “Oh….betul sekali prajurit. jika kita bisa menangkapnya maka kita akan menikmatinya
sampai puas.”
(sambil menancapkan sebilah bambu yang sudah diruncing ke arah ikan-ikan di muara).

Narrator               : Berkali-kali abunawas menancapkan bambu ke arah ikan, sehingga ia mendapat beberapa ikan yang sangat besar. Lalu abunawas bersama prajurit bergegas menuju ke tempat baginda beristirahat, sambil membawa ikan hasil tangkapan mereka.

Prajurit 1              : “Mohon ampun baginda, abunawas dan prajurit sudah datang dan membawa
beberapa ikan hasil tangkapan.”

Baginda                : “Oh…ikannya besar sekali, rupanya mereka pandai menangkap ikan.”

Abunawas dan prajurit 2 : (dengan wajah tersenyum, tibalah mereka di tempat peristirahatan baginda)

Abunawas           : “Mohon ampun baginda raja, inilah ikan tangkapan kami.”

Baginda                : “kalau begitu bakarlah ikan-ikan itu.”

Abunawas           : (sambil tersenyum) “Baiklah baginda, hamba akan melaksanakan perintah.”

Narator                : Bergegaslah abunawas membakar ikan hasil tangkapan mereka dengan hati gembira, abunawas mengkipas bara api sehingga aroma ikan-ikan itu tercium hidung baginda raja. Setelah ikan-ikan itu matang, abunawas membuka bungkusan bekal yang dibawanya. Saksikan…..!!!

Adegan VII

Abunawas           : (Sambil menyungguhkan ikan baker yang lezat itu kehadapan baginda raja).
“silakan paduka menikmati ikan-ikan bakar ini.”

Baginda                : “Terimah kasih abunawas.”

Narator                : Ternyata baginda raja sangat menikmati masakan-masakan yang sudah disiapkan abunawas bersama prajuritnya. Saksikan…..!!!

Adegan VIII

Baginda                : “Abunawas, ikannya enak sekali, sepertinya makanan ini akan Saya habiskan.”

Abunawas           : “Baginda, apakah dengan makanan ini selera makan baginda sudah pulih kembali?”

Baginda                : “Ya, rasanya selera makanku sudah pulih. Kalau begitu lanjutkan perjalanan mencari
kijang berbulu putih itu.”

Abunawas           : “Ampun baginda raja, sebenarnya kijang berbulu putih itu tidak ada.”

Baginda                : “lalu, bagaimana kita harus mendapatkan obat untuk penyakitku ini?”

Abunawas           : “Mohon ampun baginda, baginda tidak perlu mencari obat lagi, karena selera makan
baginda sudah pulih kembali.”

Baginda                : “Kamu benar abunawas, penyakit anehku sudah sembuh. Bagaimana ini bisa
terjadi?”

Abunawas           : “Menurut hamba, sebenarnya baginda tidak menderita penyakit apapun karena
selama ini ketika makan, perut baginda belum terasa lapar apa lagi baginda tidak banyak
bergerak.”

Baginda                : “Kamu benar-benar cerdik abunawas, kalau begitu lain waktu kita berburu lagi.”

Abunawas           : (Sambil tertawa terbahak-bahak) “ha…..ha….ha……ha…….”

Narator                : Demikianlah kisah cerita ABUNAWAS “SAKIT ANEH SANG BAGINDA” yang membuat kita semakin penasaran untuk mencari tahu apakah kijang putih itu benar-benar ada? sebagai akhir kata, Saya ingin menyampaikan mohon ma’af dari hati yang paling dalam bila ada kata-kata dan kalimat yang kurang menyenang di hati para pembaca.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar